Sejak
kelas 3 sekolah dasar, saya tinggal dengan nenek di kampung. Sedangkan kedua
orang tua saya tinggal di daerah kecamatan yang sudah mulai padat dan ramai. Di
kampung tempat saya tinggal mayoritas pekerjaan penduduknya adalah bertani. Termasuk
saya dan Nenek. Jangan bayangin kampung yang modern ya, soalnya Kampung saya
masih kampung banget. Jalan aja masih tanah, listrik belum ada. Masih pake
lampu teplok yang asapnya sering bikin hidung jadi hitam. Terus yang punya TV
masih jarang banget. Tvnya aja masih hitam putih. Gambarnya gak jelas dan
banyak semutnya.
Tinggal
berdua bersama nenek membuat saya meniru segala hal yang dilakukan oleh Nenek. Mulai
dari menanam kencur, memetik cengkeh, melinjo, sampai dengan memungut
pinang-pinang yang telah jatuh dan mengolahnya. Pinang dibelah dua, kemudian
dijemur. Lalu setelah agak kering, antara kulit dan isi pinang dipisahkah. kemudian
dijemur kembali. Setelah itu barulah pinang bisa dijual.
Selain
itu di kampung ada beberapa toke
jengkol. Saya sering nguli disana
untuk mengupas kulit jengkol bersama Nenek. Namanya
juga cucu, kemana Nenek pergi ya ikut. :P