Deklarasi Millenium
Development Goals (MDGs) yang telah disepakati oleh perwakilan
dari 189 negara
termasuk Indonesia pada bulan September tahun 2000 di
New York mencakup 8 butir
tujuan sebagai satu paket yang terukur
untuk pembangunan dan pengentasan kemiskinan yang merupakan komitmen dari
pemimpin-pemimpin dunia untuk mengurangi lebih dari separuh orang-orang yang
menderita akibat kelaparan, menjamin semua anak untuk menyelesaikan pendidikan
dasarnya, mengentaskan kesenjangan gender pada semua tingkat pendidikan,
mengurangi kematian anak, dan penanggulangan permasalahan global pada tahun
2015.
Demi
tercapainya tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yang
perlu di benahi adalah permasalahan yang dimulai dari hal terkecil terlebih
dahulu. Step by step, mulai dari
permasalahan individu. Move dari zona
nyaman dan grow up. Bergerak lalu tumbuh dan berkembang. Setelah itu
mungkin kita bisa mengubah Bengkulu, lalu Indonesia, kemudian siapa tau kita
mampu mengubah dunia. Karena pada saat ini kesadaran individu sangat kurang.
Terlebih lagi kurangnya rasa cinta tanah air. Lalu bagaimana negara ini bisa
berubah jika individunya sendiri tidak mau berubah. Mulai dari pemimpinnya.
Contohkanlah sikap yang baik.
Permasalahan
individu dibidang sosial misalnya, saat ini kejahatan semakin merajalela. Meningkatnya
pelecehan seksual, para pelajar serta mahasiswa menjadi pecandu NARKOBA yang
berakibat rusaknya generasi masa depan, kesehatan dan pada akhirnya menyebabkan
kematian. Selain itu, pencurian semakin meluas, dan pencuri tidak lagi
melakukannya secara diam-diam, akan tetapi secara terang-terangan. Naasnya
pencuri yang ketahuan mencuri
hal kecil menjadi bulan-bulanan massa, di penjara sekian tahun
lamanya. Lalu bagaimana dengan nasib para koruptor, yang korupsi
bermilyar-milyar? Mereka malah masih bisa ongkang-ongkang
kaki di penjara. Bukannya
saya membela kejahatan kecil, namun rasanya tidak adil jika hukum hanya berlaku untuk masyarakat
kelas bawah. Saya dengar Bengkulu terkenal salah
satunya karena korupsinya. Padahal KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang
bertugas meringkus tikus-tikus berdasi telah terbentuk sejak dulu. Andai saya
menjadi KPK saya akan mengubah dari hal yang terkecil. Mulai dari slogan yang
katanya “berantas korupsi hingga ke
akar-akarnya”. Menjadi “berantas
korupsi dari akarnya.” Bukankah jika
akar telah tumbang maka yang lainpun ikut tumbang?.
Contoh
lainnya, Setiap kali berada di simpang lima atau di pasar tradisional modern
dan di emperan-emperan mall, semakin banyak pengemis dan anak-anak terlantar
yang berkeliaran. Saya rasa itu adalah peluang untuk bersedekah. Saya hanya
heran, kenapa anak-anak terlantar dan pengemis semakin hari semakin banyak.
Terakhir diberitakan bahwa ada yang menjadikan pengemis sebagai profesi. Lalu
bagaimana dengan pengemis yang sungguhan? Bagaimana nasib mereka?. Lantas
bagaimana memaknai undang-undang dasar 1945 pasal 34 ayat 1 “fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara”. Yang namanya dipelihara ya tambah banyak. Betul?. Kalo
sudah begini siapa yang mau disalahkan?. Apa iya pemerintah mau bertanggung
jawab terhadap semuanya?.
Saya
disini hanya mengambil contoh permasalahan individu dibidang sosial, masih
banyak lagi bidang-bidang lain yang bermasalah dan perlu ditelusuri. Lalu
bagaimana solusi dari beberapa contoh diatas?. Solusinya adalah perbaiki
pendidikan terutama pendidikan moral. Mengapa? karena faktor tindak kejahatan
terjadi diantaranya akibat dari kurang pendidikan, kemudian juga bisa
disebabkan tingginya angka kemiskinan. Padahal pendidikan merupakan salah satu
hal penting yang mampu menunjang sebuah perubahan demi pergerakan pembangunan
menuju masa yang gemilang. Tanamkan sejak dini pendidikan karakter pada
generasi penerus bangsa. Rekrut guru yang memang benar-benar berkualitas, membina
Masyarakat agar mandiri dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Sebagai
contoh, Indonesia begitu kaya dengan sumber daya alam khususnya daerah
Bengkulu. Kita juga kaya akan sejarah. Kita memiliki Benteng Marlborough, Rumah
Bung Karno, bahkan kita memiliki pantai yang begitu panjang dan pasir putih yang halus. Namun sangat disayangkan
tidak terurus dengan baik. Padahal
pantai kita tak kalah indah dengan Bali. Cukup dengan tidak membuang sampah
sembarangan di daerah pantai, lalu mengatur para pedagang yang berkeliaran.
Mengkotak-kotakkan tempat, khusus untuk berjualan, khusus untuk mandi, kemudian
khusus untuk arena bermain yang didesain sekian rupa agar menarik pengunjung
berdatangan. Pantai akan menjadi indah, juga bisa menjadi sumber pendapatan daerah
jika dikelola dengan baik, dan mampu mengentaskan kemiskinan.
Beberapa
bidang diatas hanya sebagian kecil permasalahan yang ada di sekitar kita. Pada
intinya untuk menuju Millenium Development
Goals
(MDGs) banyak hal yang harus dibenahi
terlebih dahulu. Pemerintah dan kepada semua pihak yang terkait untuk turut andil
dalam mengimplementasikan program-program yang membangun demi tercapainya
target yang diharapkan. Setapak demi setapak, perlahan-lahan segala rintangan
mampu diatasi dan terlewati. Karena tidak ada yang instan untuk mencapai itu
semua.
Mari
berbenah, bergerak lalu tumbuh berkembang menuju masa yang gemilang!!
0 comments:
Post a Comment