RSS

Ayah, To Me You Are Perfect



Minggu, 25 agustus 2013. Terakhir kali saya menatap wajahnya ketika ia tertidur, karena libur telah usai dan keesokan harinya saya harus kembali ke kota untuk melanjutkan kuliah. Sore itu ia tertidur di sofa. Kupandangi wajahnya. Ia tampak begitu lelah. Terlihat dari cara ia tertidur, dengan mulut sedikit terbuka dan mendengkur. Tanpa selimut, dan hanya menggunakan celana pendek. Kerutan di wajahnya semakin terlihat. Ubannya pun sudah mulai banyak tumbuh. Kulitnya legam karena terbakar terik matahari. Saya memanggilnya Ayah.

Seiring berjalannya waktu, saya menjadi dewasa. Namun Ayah semakin tua. Ia mulai tak sekuat dulu. Ia mulai rapuh dan lemah. Kupandangi wajahnya sekali lagi. “Ah, Ayah. engkau tau, saya begitu mencintai Ayah.” Saya seringkali mengingatkannya untuk tidak bekerja begitu keras. Namun tetap saja Ayah ngeyel. Terkadang saking sibuknya bekerja Ayah sampai lupa makan dan pulang kerumah ketika magrib.

Saya lahir di keluarga yang sederhana. Ayah saya seorang petani sekaligus guru SD. Sejak kecil saya sangat dekat dengan Ayah. Saya juga sering kali meminta hal-hal baru terhadap Ayah. Mulai dari memintanya membelikan boneka, sepeda, dan banyak lagi hal lainnya. Ayah selalu menuruti keinginan saya. Terakhir kali saya meminta untuk kuliah di pulau Jawa. Namun kali ini permintaan saya tidak dipenuhi. Meskipun saya merengek, tetap saja Ayah tidak setuju. Keinginan Ayah begitu sederhana, melihat saya menjadi sarjana pendidikan fisika. Kemudian mengajar di sekolah dekat rumah. 

Sewaktu kecil saya pernah terkena penyakit excim kering. Penyakit ini sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Excim menyerang kaki saya. kaki saya bengkak, bernanah dan saya tidak bisa berjalan. Ayah dengan sigap menggendong saya menuju dokter. Ia begitu kuat. Tanpa kendaraan. Jangan kan mobil, saat itu motor atau sepeda pun kami tak punya. Ayah menggendong saya dengan berjalan kaki. Sedangkan saya tak berhenti menangis di punggungnya. Dengan berlari-lari kecil Ayah membawa saya menuju dokter yang jauhnya sekitar tujuh kilometer. Sejak saat itu Ayah berusaha mengobatkan saya kemana-mana, namun tetap tidak sembuh. Terakhir saya memakan daging kadal yang katanya mampu menyebuhkan penyakit saya. Benar, semenjak itu saya sembuh.

Kenangan saya bersama Ayah begitu banyak. Rasanya 500 kata tak cukup untuk menorehkannya.

Ayah memang tak mampu membelikan saya barang-barang yang mahal, namun kasih sayangnya lebih dari segalanya. Ia menyayangi saya, mamah dan adik lebih dari apapun. Ayah yang begitu menyukai sup sapi. Ayah yang kakinya telah membawa saya berjalan bersamanya. Kucuran keringatnya yang telah membesarkan dan menghidupkan kami. Tangannya yang selalu menggapai ketika saya terjatuh dan menangis. Punggungnya yang selalu memikul beban-beban yang begitu berat. Begitu banyak masalah yang bergelayutan di pundaknya. Namun ia begitu kuat. Meskipun lelah, senyum tak pernah terlepas dari bibirnya. Bahkan ia tak henti-hentinya bedoa untuk mengiringi langkah kaki saya. “Terima kasih banyak Ayah. Semoga engkau senantiasa dilindungi oleh Allah SWT.”

Spesial for : ayahanda

Ayah, saya berjanji akan jadi anak kebanggaan Ayah.
Ayah, to me you are perfect. I love you so much.
Thanks for everythings.

Ananda
Novitasari

pict, my father in benteng malborough
  

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

18 comments:

Unknown said...

iyaaaa ayah emang nomor satu sedunia :D

Unknown said...

ehehehehee,, itu mah bagi saya mbak :D

bagi mbak ya ayahnya mbak yang nomor satu seduniaaaa :P

Anonymous said...

sebenarnya saya pengen juga memeriahkan GA nya si semut pelari ini tapi entah kenapa saya sangat kesulitan menulis tentang bapak saya apalagi tentang ibu. baru menyebut namanya saja sudah nangis duluan, mereka terlalu hebat untukku namun aku belum bisa membalas semua pengorbanannya untukku.

momtraveler said...

Di mata anaknya terutama anak perempuan ayah memang sodok lelaki plg sempurna n baik ya mbak :-)
Sukses GA nya mbak ;-)

Unknown said...

gak boleh sedih dong :)
ayoo semangat :D
semua orang tua selalu yang terhebat mereka rela melakukan apapun demi anak-anaknya, :)

Unknown said...

iyaaa,, ayah emang sosok lelaki yang sempurna :)

terima kasih yaa, ayo ikutan juga :D

Semut Pelari said...

Terima Kasih partisipasinya di 2nd GA Semut Pelari yah :D

Terima Kasih sudah berbagi cerita :)

Unknown said...

iya, terima kasih kembali karena saya telah diizinkan untuk berpartisipasi :)

Pendar Bintang said...

Tulisan ini membuat kita untuk selalu ingat sama ayah kita, menyayanginya...

Salam saya Mbak...

Unknown said...

hehe, trima kasih mas pedar bintang :)
salam kembali, :)

Senyum syukur said...

Selamat menjadi pemenang..

Damae said...

ayah memang pria paling tangguh untuk hidup kita.
cerita yang menyentuh sekali.

selamat ya mbak, :)

Feyaa Ce said...

tentang ayah dan perjuangannya, tidak ada yang menandinginya. >.<
selamat telah jadi salah satu pemenang mbak :)

Unknown said...

Sukse ya, kisah yang selalu membuat Kita rindu akan sosok seorang Ayah

Unknown said...

terima kasih ^_^

Unknown said...

iya, terima kasih banyak ^_^

Unknown said...

makasih mbak ve :)

Unknown said...

iya, benar sekali :)

Post a Comment