Selamat pagi putri.
Bagaimana kabarmu hari ini? Apakah tidurmu nyenyak semalam? Bertemukah engkau
dengan bidadari dalam mimpimu? Bercerita tentang kejadian kemarin sore di kala
senja.
Putri.
Bukankah engkau begitu memuja senja?. Senja dengan warna orange. Senja yang
membingkai langit menjadi begitu indah. Kau tidak pernah bosan menunggu senja
kan putri?
Putri.
Sore itu kau duduk termenung sendiri menikmati semilir angin di tepi
pantai. Di tengah-tengah suara deburan
ombak. Katamu engkau ingin menjadi pantai, agar engkau selalu bisa menikmati
senja di kala sore.
Putri.
Tidak bosankah engkau menunggu?.
Menunggu senja yang belum pasti akan datang dan mengajakmu menari juga
bercerita tentang dunia.
Tidakkah englau lelah
putri?
Kumelihatmu tetap kokoh
putri. Sekokoh dan setegar batu karang. Engkau selalu setia menanti senja tiba.
Diiringi senyum mentari yang malu-malu kembali ke peraduannya.
Putri.
Masihkah kini engkau mendendangkan lagu sang rumput di setiap sore?. Bernyanyi
bersama burung camar, dan alunan suara ombak. Katamu engkau sedang menghibur
senja dan pantai kan putri?.
Putri.
Beberapa hari ini hujan turun di setiap sore. Langit menjadi kelabu. Engkau
tidak bisa menikmati senja kan putri?. Biasanya engkau bersama pohon cemara
selalu menikmatinya bersama. Aku tau engkau sedih putri.
Putri.
Tidakkah engkau menyukai hujan. Hujan selalu menghanyutkan kesedihan putri. Setelahnya
selalu muncul pelangi. Tapi sepertinya engkau tidak tertarik. Engkau tetap
setia dengan senjamu. Meskipun senja terkadang tidak memperlakukanmu istimewa.
Putri.
Bolehkah aku mengungkapkan isi hatiku. Aku ingin menemanimu bersama cemara di
tepi pantai menikmati senja. Boleh kan
putri?. Aku tidak ingin melihatmu sendirian. Taukah engkau putri. Aku selalu
mengamatimu dari kejauhan. Aku selalu memperhatikanmu dalam diam. Aku
mengagumimu putri. Tapi engkau begitu memuja senjamu. Tanpa sedikitpun menoleh
ke arahkku. Aku iri putri. Aku juga ingin
engkau memperlakukanku seperti senja.
Putri.
Engkau tetap anggun dengan setiamu. Engkau tetap kokoh dalam tegarmu. Engkau
tetap menjadi apa adanya dirimu. Putri, aku mengagumimu. Sungguh.
0 comments:
Post a Comment