Ini
adalah hanya kesekian kali dari hari biasa nya.
Setiap waktu memiliki cerita berbeda. setiap jam, menit dan detik
memiliki alur cerita nya sendiri. Entah itu cerita sedih, senang, kecewa, duka,
patah hati atau yang lainnya. Semua itu sama selalu ditemani oleh hangat nya
sinar mentari disiang hari. Dan pada malam hari disambut oleh cahaya bulan dan
bintang. Setiap hari kerja, lelah, ngantuk dan tidur. selalu begitu Selalu sama. Namun akan selalu
ada secerca harapan setiap hari nya. Setiap orang memiliki jalan ceritanya
sendiri. Sering orang-orang mengatakan bahwa hidup ini seperti roda, kadang
diatas kadang juga dibawah. Tapi tidak untukku. Bagiku roda kehidupanku
dibawah. Tidak berputar seperti roda-roda kehidupan orang lainnya.
Namaku Arie. Sekarang aku berumur 25 tahun. Aku tinggal dikota metropolitan. Kota yang
kaya sumber daya alam, jika diibarat kan minyak, aku hanya kebagian menikmati
jelaga nya saja. Aku bernapas angkuh, diantara debu-debu pasir dinegara ini. negara
elit namun aku tidak berada ditempat yg elit itu, aku tinggal ditempat tersisih,
tempat yg tidak terjamah oleh orang. aku tinggal dirumah kardus bersama seorang
kakek yg merawatku ketika kecil. Kata kakek, dia menemukanku didekat tumpukan
kardus bekas sewaktu aku kecil dulu. Aku adalah orang yang kurang beruntung.
Aku hidup tidak seperti orang-orang yang lain. Dimana takdir tuhan terasa lebih
keras kepadaku dibanding orang lain.
Ya,
beginilah hidupku. Terkadang rezeki orang
lain terlihat lebih manis dibanding rezekiku. Gajiku hanya cukup untuk membeli
secangkir kopi. Begitupun kisah asmaraku selalu berakhir tragis. Entah
bagaimana pula akhir hidupku nanti. Mungkin akan sama aja.
Soal
bersyukur pada yang memiliki hidup. jangan pernah kau katakan didepanku. Karena
semua ini adalah rekayasanya, semua yang dijalani adalah aturannya. Aku hanya
menjalani apa saja kehendak nya. Bagiku senang dan sedih sama saja. Tak ada
beda nya. Kerena semua datang bertubi-tubi dan silih berganti. Lagi pula aku
lebih banyak merasakan sedih dibanding senang. Jadi menurutku bersyukur adalah
hidup itu sendiri. Syukur hidup.
Aku
menatap langit yang malu-malu. Sambil menikmati secangkir kopi. Senja diantara
pangkal tua matahari yang lelah. Begitu pula aku yang bergetar hebat diantara
penatku menjalani hidup. Ku coba bangkit dan menuntaskan hidupku yg berada
diantara dinding-dinding angkuh ini. Mencoba bangkit dengan bekal semangatku
yang tinggal sedikit lagi.
To Be Continue
0 comments:
Post a Comment